KKP Bitung Siagakan Posko Kesehatan

Spread the love

Curah hujan pada Sabtu malam (11/2/2017) hingga Minggu (12/2/2017) mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Kota Bitung. Terdapat kurang lebih 4 kecamatan yang terendam banjir, diantaranya Kecamatan Aer Tembaga, Mahesa, Lembeh Utara dan Lembeh Selatan. Hujan deras juga menyebabkan longsor di beberapa tempat di Kota Bitung.

 

Sebanyak 1.130 rumah terendam banjir setinggi 80 – 120 centimeter. Akibat banjir menyebabkan 1.246 KK terdampak langsung sehingga 4.510 jiwa mengungi ke tempat-tempat yang lebih aman. Satu orang luka sedang dan 5 orang luka ringan. Pengungsi tersebar di berbagai tempat. Sebanyak 3.760 jiwa pengungsi berasal dari Kecamatan Aer Tembaga karena wilayah ini yang paling parah terkena banjir.

 

Sebaran pengungsi di Kecamatan Aer Tembaga yang merendam 8 kelurahan adalah Kelurahan Aer Tembaga I (390 jiwa), Aer Tembaga II (320 jiwa), Winenet I (110 jiwa), Winenet II (120 jiwa), Peteten I (800 jiwa), Peteten II (840 jiwa), Peteten III (80 jiwa) dan Tandurusa (1.100 jiwa). Sedangkan yang lainya ada di Kelurahan Mawali (500 jiwa) dan Kelurahan Pintu Kota (250 jiwa). Untuk longsor yang terjadi di wilayah Tandurusa, Papusungan, Mawali dan Pintu Kota, jumlah rumah yang tergenang tanah longsor ada sebanyak 810 rumah. KK yang terdampak sekitar 866 kk dan pengungsi sekitar 2330 jiwa.

 

Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD Kota Bitung dibantu oleh SKPD terkait, Tenaga Medis, PMI, Polres, Kodim, unsur kecamatan, dan beberapa relawan melakukan upaya penanganan darurat. Evakuasi dan penyelematan korban dilakukan khususnya untuk kelompok rentan. Aktivasi posko tanggap darurat didirikan di kantor BPBD Kota Bitung. Dapur umum di tangani oleh dinas sosial untuk memberikan makan siap saji kepada korban.

 

Sementara itu, longsor yang terjadi di beberapa tempat seperti di Kelurahan Tandurusa Kecamatan Aer Tembaga, Kelurahan Mawali dan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara, dan Kelurahan Pakusungan Kecamatan Lembeh Selatan mengakibatkan 2 orang luka berat tertimpa longsor. Kerugian material masih dalam pendataan. Lokasi longsor sulit dijangkau dengan kendaraan. Selain itu juga tidak ada sinyal handpohne menghambat komunikasi dalam penanganan darurat.

 

Hingga Senin (13/2/2017), air masih mengalir cukup deras di jalanan yang sudah berubah mirip sungai. Beberapa titik lokasi bencana masih menyisakan genangan air dan sisa sisa longsor.

 

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani sempat meninjau lokasi bencana dan sekaligus menyerahkan bantuan, Senin kemarin. Wali Kota Bitung Max Lomban menyebutkan, hingga hari ini, Senin (13/2/2017) ada 1.256 rumah terdampak bencana dengan rincian 1.200 rumah rusak sedang-ringan dan 56 rusak berat. Adapun jumlah pengungsi mencapai 5.233 jiwa.

 

Dalam mencapai kerja sama yang baik untuk penanggulangan bencana, pihak kesehatan juga melakukan rapat koordinasi lintas program P2P terkait kasus DBD dan bencana banjir serta longsor yang menimpa Kota Bitung. Rapat koordinasi dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Daerah Sulawesi Utara. Rapat koordinasi ini melibatkan beberapa pihak terkait yakni Dinas Kesehatan Kota Bitung, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Sulawesi Utara

 

Berdasarkan hasil rapat koordinasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung mendapatkan wilayah Kelurahan Pateten sebagai lokasi pendirian posko kesehatan untuk korban banjir di Kota Bitung. Kelurahan Pateten masuk dalam Kecamatan Aertembaga, wilayah yang bisa dikatakan paling parah terendam banjir disbanding kecamatan lainnya.

 

Dibantu oleh aparat kelurahan setempat, KKP Bitung mendirikan posko di area Kelurahan Pateten I. Sejak Senin (13/2/2017) KKP Bitung telah melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat sekitar yang datang ke posko kesehatan KKP Bitung.

 

Dari Senin (13/2/2017) hingga Rabu (15/2/2017) saat berita ini diterbitkan total kunjungan yang datang di posko pelayanan kesehatan KKP Bitung berjumlah 59 orang. Dari berbagai kunjungan pasien, kebanyakan mengalami luka ringan akibat bencana, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Scabies (gatal-gatal), sakit perut, influenza dan beberapa diantaranya mangalami hypertensi yang kemungkinan diperparah karena kejadian yang dialami.

Angreyni Putri Bukasiang

SAMSARA 👣

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.